Sepakbola.com – Tak dapat dipungkiri, keberadaan
suporter memiliki arti penting bagi sebuah klub. Mereka siap berkorban
apa pun demi klub yang mereka cintai. Bahkan, kemudian muncul
kelompok-kelompok suporter garis keras. Setidaknya, ada 10 klub pemilik suporter garis keras paling cadas.
Berikut adalah klub pemilik suporter garis keras paling cadas:
10. Lech Poznan
Klub asal Polandia, Lech Poznan, menjadi salah satu tim dengan basis
suporter fanatik di Eropa. Meski stadionnya hanya berkapasitas 40 ribu
penonton, namun kekompakan suporter menjadi kunci utama tiap laga
kandang. Klub-klub besar kerap tersandung saat laga tandang ke klub ini.
9. Ajax
Ajax adalah salah satu klub penyuplai pemain-pemain bintang ke Eropa.
Johan Cruyff, Dennis Bergkamp, Edwin van Der Sar, Luiz Suarez, Zlatan
Ibrahimovic, dan Patrick Kluivert adalah beberapa bintang yang berasal
dari program pemain muda dari klub yang bermarkas di Amsterdam, Belanda
ini.
Ajax ditaksir memiliki lebih dari 7 juta pendukung di seluruh Eropa.
Fans mereka selalu memberi dukungan penuh di dalam stadion di Amsterdam
Arena dengan warna dominan merah-putih.
8. Newscastle United
Meski prestasinya di dekade terakhir menurun, namun Newcastle United
adalah salah satu klub di Inggris yang punya tradisi kuat dan memiliki
basis fans paling fanatik di Inggris.
Survei yang dilakukan oleh Financial Services Co-Operative pada tahun
2004 menemukan, Newcastle United adalah klub dengan pendapatan tinggi
yang berasal dari penggemarnya untuk pembelian tiket dan asesoris klub.
Para fans bahkan tak segan membawa anak dan keluarganya saat tim yang
berjaya di awal 90-an ini bertanding.
7. River Plate
River Plate adalah salah satu klub pemilik fans paling fanantik di
Argentina bersama pesaing mereka Boca Juniors. Laga antara keduanya
menjadi laga klasik yang sangat sengit. Bahkan, ada ungkapan yang
menyatakan bahwa laga ini adalah agenda wajib untuk ditonton sebelum
wafat.
6. Roma
AS Roma merupakan salah satu klub besar Italia yang memiliki basis
fans fanatik di Italia. Stadion Olimpico yang berkapasitas 70 ribu
selalu dipenuhi pendukung yang dikenal dengan fans garis keras, Cucs
(Komando Ultra Curva Sud), yang terbaik di sepak bola Eropa.
5. Napoli
Kota Naples selalu berwarna biru muda tiap kali Napoli bertanding.
Lebih dari 60 ribu suporter memenuhi stadion untuk mendukung tim mereka.
Di Italia, Napoli menguasai 13 persen fans fanatik dari keseluruhan
pencinta sepak bola di negeri tersebut.
Napoli juga merupakan salah satu pemilik fans paling fanatik di dunia
dengan basis penggemar melampaui batas-batas negara, dengan perkiraan 6
juta penggemar di seluruh dunia.
4. Galatasaray
Tanpa diragukan lagi, Galatasaray adalah salah satu klub pemilik fans
paling fanatik di dunia. Hampir 41,8 persen warga Turki adalah
penggemar berat klub ini. Klub-klub besar Eropa selalu waspada jika
harus bertanding di stadion mereka. Banyak dari mereka yang bermain
gugup saat para fans dengan lantang bernyanyi mendukung klub ini.
3. Borussia Dortmund
Meski bertaburan pemain bintang, Bayern Muenchen harus bertekuk lutut
saat bertanding melawan Borussia Dortmund di final Piala Super Jerman,
Kamis (14/8/14) dini hari . Tekanan yang diberikan suporter Dortmund di
Signal Iduna Park membuat Bayern bertekuk lutut 2-0.
Signal Iduna Park menjadi salah satu stadion paling angker di dunia.
Ribuan fans Hitam-Kuning selalu memenuhi stadion berkapasitas 80 ribu
orang. Kecintaan mereka pada klub ini diwujudkan saat klub nyaris
bangkrut pada akhir tahun 80-an. Para fans dengan suka rela merogoh
kantong mereka untuk menyelamatkan keuangan klub.
2. Boca Juniors
Klub asal Argentina ini adalah salah satu klub dengan fans paling
fanatik di dunia. Boca Juniors didukung hampi 40 persen pencinta sepak
bola di Argentina. Mereka kerap memenuhi 50 ribu bangku di Estadio
Alberto J. Armando tiap kali klub ini beraksi.
Para pendukung klub ini umumnya adalah kaum buruh, atau berbanding
terbalik dengan rival mereka River Plate, yang dianggap sebagai pemilik
pendukung kelas atas di Argentina.
1. Celtic
Klub Skotlandia, Glasgow Celtic, tercatat sebagai tim dengan
pendukung paling fanatik dan sangat kompak di dunia. Presiden FIFA Sepp
Blatter sendiri mengakui hal tersebut, dan memberi penghargaan khusus
FIFA Fair Play Award.
Di Celtic Park sebagai kandang klub, suporter selalu setia memenuhi
60 ribu bangku stadion yang tersedia. Bintang Barcelona Lionel Messi
bahkan mengakui jika fans di klub ini adalah fans terbaik yang pernah ia
temui sepanjang kariernya sebagai pesepak bola.
sumber : http://www.sepakbola.com/2014/08/ini-10-klub-pemilik-suporter-garis-keras-paling-cadas
FANATIS ME SPORT
Jumat, 04 Desember 2015
10 Stadion Terbesar dan Termegah di Dunia
Dalam tiap
olahraga yang diselenggarakan, terdapat venue khusus sebagai tempat
penyelenggarannya. Stadion merupakan venue bagi pertandingan sepakbola.
Keberadaan stadion sangat penting bagi sebuah tim. Stadion berfungsi
sebagai markas dan home base klub tertentu. Tiap bermain di lapangan
sendiri, tentunya menjadi keuntungan bagi sebuah tim karena akan
dipenuhi oleh para fans dan penggemar. Tak heran banyak stadion dengan
kapasitas yang besar. Hal ini berguna untuk menampung banyak fans yang
menonton secara langsung.
Di dunia,
terdapat beberapa stadion dengan kapasitas tempat duduk yang banyak.
Bahkan ada yang mencapai lebih dari 100 ribu. Meski benua Eropa menjadi
pusat kekuatan sepakbola dunia, namun dalam list 10 besar, hanya ada 3
stadion populer di Eropa yang masuk, yaitu Camp Nou (Barcelona),
Santiago Bernabeu (Real Madrid) dan Wembley (timnas Inggris). Sementara
stadion-stadion dari benua Asia, Afrika atau Amerika juga tidak kalah.
Bahkan stadion kebanggan Indonesia, yaitu Gelora Bung Karno masuk
jajaran stadion paling megah. Berikut kami tampilkan list 10 stadium
dengan total jumlah kursi penonton paling banyak.
1. Salt Lake Stadium
Lokasi : Kolkata, India
Kapasitas : 120.000 kursi
Tahun Dibangun : 1984
2. Azteca Stadium
Lokasi : Mexico City, Meksiko
Kapasitas : 105.000
Tahun Dibangun : 1966
3. Bukit Jalil
Lokasi : Kuala Lumpur, Malaysia
Kapasitas : 100.000
Tahun Dibangun : 1998
4. Camp Nou
Lokasi : Barcelona, Spanyol
Kapasitas : 99.000
Tahun Dibangun : 1957
5. Soccer City
Lokasi : Johannesburg, Afrika Selatan
Kapasitas : 95.000
Tahun Dibangun : 1989
6. Wembley Stadium
Lokasi : London, Inggris
Kapasitas : 90.000
Tahun Dibangun : 2007
7. Stadion Gelora Bung Karno
Lokasi : Jakarta, Indonesia
Kapasitas : 88.000
Tahun Dibangun : 1962
8. Borg El Arab Stadium
Lokasi : Kairo, Mesir
Kapasitas : 86.000
Tahun Dibangun : 2006
9. Santiago Bernabeu
Lokasi : Madrid, Spanyol
Kapasitas : 85.000
Tahun Dibangun : 1947
10. Azadi Stadium
Lokasi : Tehran, Iran
Kapasitas : 84.000
Tahun Dibangun : 1971
Stadium megah lainnya :
- Stade 5 Juillet 1962 (Algiers, Aljazair - 83.500)
- MetLife Stadium (New Jersey, Amerika - 82.500)
- Stade de France (Paris, Prancis - 82.000)
- Signal Iduna Park (Dortmund, Jerman - 81.000)
- Estadio Monumental (Lima, Peru - 80.100)
- San Siro / Giuseppe Meazza (Milan, Italia - 80.000)
- Grand Stade de Casablanca (Casablanca, Maroko - 80.000)
- Beijing National Stadium (Beijing, Cina - 80.000)
- Estadio Maracana (Rio de Janiero, Brasil - 78.000)
- Luzhniki Stadium (Moskow, Rusia - 78.000)
- Old Trafford (Manchester, Inggris - 76.000)
- Ataturk Olympic Stadium (Istanbul, Turki - 76.000)
- Allianz Arena (Munich, Jerman - 74.000)
- Olympiastadion (Berlin, Jerman - 74.000)
- Millenium Stadium (Cardiff, Wales - 73.000)
- Stadio Olimpcio (Roma, Italia - 72.000)
- International Stadium Yokohama (Yokohama, Jepang - 72.000)
Itu tadi sekilas info mengenai daftar 10 stadion terbesar di dunia
dengan total kapasitas tempat duduk yang paling banyak. Selain itu
banyak stadion lain dengan arsitektur yang bagus dan mewah. Tentunya
venue di atas biasa digunakan untuk menyelenggarakan
pertandingan-pertandingan level internasional, seperti Piala Dunia,
turnamen kontinental atau liga domestik masing-masing. Semoga informasi
tersebut bisa bermanfaat dan dapat menambah wawasan.
Mencoba Memahami Kehendak 'Tuhan'

Dalam buku 'Mourinho: Anatomy of A Winner' yang ditulis Patrick Barclay, Louis van Gaal berkomentar : Ia (Mourinho) lebih mempercayai pertahanan ketimbang penyerangan. Sementara filosofi saya –berdasar keyakinan sepakbola harus menghibur penggemarnya—adalah memainkan sepakbola menyerang. Filosofi Mourinho semata meraih kemenangan.
Posisi van Gaal sahih untuk memberi penilaian. Ia sangat mempercayai Mourinho sebagai asistennya ketika melatih Barcelona. Sebegitu percayanya, van Gaal akhirnya lebih banyak mendengarkan masukan Mourinho ketimbang asisten lain mengenai persoalan di lapangan.
Bahkan, dalam pengakuan van Gaal, ia membiarkan Mourinho memimpin Barcelona dalam pertandingan persahabatan. Dari mempersiapkan tim, strategi, hingga tentu saja memberi arahan saat turun minum.
Penilaian van Gaal tentang Mourinho juga sahih. Walau harus diakui, seperti halnya pendekatan pragmatis lain di dunia, segala sesuatunya telanjang untuk dilihat dan dicerna. Tidak rumit-rumit amat. Tanpa panduan seorang van Gaal pun dunia sepakbola juga paham akan penekanan gaya bertahan dan pendekatan pragmatis Mourinho di lapangan.
Yang rumit justru klaim van Gaal akan filosofinya: sepakbola sebagai hiburan dan karenanya harus menyerang. Kalau melihat Manchester United saat ini terkait filosofi van Gaal: Apanya yang menghibur? Apanya yang menyerang?
Para bekas pemain Man United, dengan dirigen Paul Scholes, tak sekali dua kali menyatakan ketidakpuasan dengan gaya permainan yang mereka anggap lamban dan menjemukan.
Sementara paduan suara di Old Trafford nyaring berseru: Serang! Serang! Frustasi dengan gaya penguasaan bola yang dominan tetapi miskin serangan, miskin peluang, dan tentu saja miskin gol.
Statistik tak bisa dibantah. Man United di bawah van Gaal sangat berbeda dengan saat dipegang oleh Sir Alex Ferguson.
Di musim terakhir Sir Alex Ferguson, di 14 pertandingan pertama, Man United melepas 229 tembakan dan sundulan mengarah ke gawang, dengan 84 menemui sasaran, dan 33 diantaranya menjadi gol. Dengan jumlah pertandingan yang persis sama, saat ini hanya terjadi 146 tembakan dan sundulan mengarah ke gawang, 53 menemui sasaran, dan 20 menjadi gol.
Praktis apa yang dilakukan oleh Sir Alex di 14 pertandingan musim terakhirnya sebenarnya adalah cetak biru selama hampir 40 tahun ia menjadi pelatih. Baik di St. Mirren, Aberdeen, dan terutama sekali di Man United. Menyerang apapun situasinya.
Ia percaya bahwa dinamika di lapangan akan ditentukan oleh mereka yang terus berupaya melakukan serangan dan mencoba menghujani gawang dengan tembakan. Pola permainan dan permutasi pemain (yang terus berubah—dinamis) didikte oleh kemampuan melakukan serangan, bukan pertahanan. Pertahanan hanya akan menyesuaikan diri.
Misal sederhana: kalau sebuah tim terus melepaskan tendangan ke arah gawang dari semua posisi ketika situasi memungkinkan, akan menciptakan kegugupan di lini pertahanan. Dan karenanya akan memaksa pertahanan untuk mencoba semua lobang dimana tembakan bisa dilakukan.
Sebuah gol tercipta bukan semata karena satu serangan dan tembakan ke arah gawang yang berhasil, tetapi karena serangan yang terus menerus. Dan efeknya bukan hanya untuk pertandingan itu tetapi juga akan terbawa ke pertandingan-pertandingan berikutnya.
Karenanya 'It’s Not What You Do, It’s The Way That You Do It', tulis majalah supporter United We Stand belum lama ini. Apalagi yang dibahas kalau bukan mencela cara anak asuh van Gaal bermain dibanding saat Sir Alex.
Mereka bukannya tidak ingin melihat pertahanan yang kokoh. Tetapi mereka lebih ingin melihat Man United membobol gawang lawan. Kalaulah dengan menyerang atau membobol gawang lawan, pertahanan menjadi agak rapuh, itu harga yang harus dibayar. Risiko ancaman kebobolan (kalah) justru membuat pertandingan menjadi menarik.
Ancaman kebobolan seharusnya justru menjadi dorongan untuk semakin gencar melakukan serangan. Bukan sebaliknya. Apalah arti sebuah permainan tanpa ancaman kekalahan.
Penonton datang untuk sebuah emotional rollercoaster ride (gelombang naik turun emosi). Dengan kata lain, sepakbola Sir Alex adalah sebuah sepakbola yang penuh risiko tetapi pantas ditempuh atas nama hiburan. Sebuah tradisi di Man United yang fondasinya diletakkan oleh Sir Matt Busby.
Kalau melihat karir van Gaal, terutama saat memegang Ajax, Barcelona, dan Bayern Muenchen, benarlah bahwa ia menampilkan permainan sepakbola yang menyerang dan menghibur. Ia tidak sekadar berkata-kata dan membual.
Tetapi ia juga pelatih yang terkenal super kaku dan keras kepala. Sangat percaya diri bahwa dirinya orang yang paling benar, sistem yang ia terapkan adalah yang paling tepat dan superior, dan semua orang harus menurut.

Dalam buku Louis van Gaal, The Biography, Maarten Meijer menulis bagaimana orang sering memplesetkan van Gaal menjadi van God (Tuhan) gara-gara semua itu. van Gaal tentu saja menolak dan mengatakan media membesar-besarkan. Walau ia tanpa sungkan mengatakan: 'I am the best'.
Biasanya pelatih akan membeli pemain berdasar kemampuan mereka bermain di posisi masing-masing. Tidak dengan van Gaal. Para pemain, seberapapun besar nama mereka, akan diminta untuk bermain –masih dengan posisi mereka—tetapi dengan definisi peran yang hanya bisa dirumuskan oleh van Gaal sesuai dengan sistem yang ada di benaknya.
Pelatih biasanya akan menilai lawan dan pemain yang ia punyai lalu mencoba menemukan sistem permainan yang tepat. Van Gaal melihat hal itu sebagai lemah prinsip. Van Gaal selalu teguh dengan 4-3-3 dengan sedikit sekali variasi di sana sini dan rumusan definisi perannya. Ia tidak akan menyesuaikan diri dengan lawan. Seberapa kuat atau seberapa lemah selalu sama. Kata reaksi tidak ada dalam kamusnya.
"Lawan yang perlu bereaksi dengan sistem saya. Bukan sebaliknya," katanya suatu ketika.
Karenanya jangan harap akan ada perubahan dalam sebuah pertandingan yang melibatkan tim asuhan van Gaal. Anak asuh van Gaal akan bermain sama apapun kondisi di lapangan.
Possesion football (penguasaan bola) bagi van Gaal adalah segalanya. Ia dasar sistem serangan, pertahanan, menentukan menarik tidaknya sepakbola, dan sebuah cara mengeliminasi risiko kebobolan.
"Kalau anda menerapkan penguasaan bola sebagai dasar permainan, anda tak perlu bertahan, karena hanya ada satu bola di lapangan," kata maestro bola Belanda Johan Cruyff.
Penguasaan bola diasosiasikan oleh banyak orang dengan sepakbola menyerang. Karena memang tanpa menguasai bola anda tidak akan bisa melakukan serangan. Tetapi itu hanyalah satu sisi saja dari penguasaan bola seperti disiratkan oleh Cruyff.
Orang sering lupa, penguasaan bola juga adalah bentuk pertahanan terkuat. Pertahanan bukan semata ketika anda tidak menguasai bola lalu mengorganisir diri untuk mengantisipasi serangan lawan. Karena anda menguasai bola, lawan tidak akan bisa melakukan serangan karenanya tidak bisa mencetak gol.

vVan Gaal akan menolak mentah-mentah kalau ia dikatakan mengekor Cruyff. Tetapi tak terbantahkan, ia kemungkinan orang yang paling memahami atau setidaknya seide dengan apa yang dikatakan Cruyff. Dan ide itulah yang dicoba bawa oleh van Gaal ke Man United dan Inggris.
(Publik) Sepakbola Inggris mungkin agak berbeda. Possesion football bukanlah segalanya. Mereka ingin melihat jala gawang bergetar secepatnya. Mereka ingin sepakbola yang direct (menghunjam). Mereka tidak terlalu suka dengan sepakbola yang terlalu mengeliminir risiko kebobolan (memutar-mutar bola lewat possession football—persis seperti yang dilakukan van Gaal di Man United).
Mungkin itu sebab Man United di bawah van Gaal bagi penggemar sepakbola Inggris sejauh ini terasa sungguh membosankan.
sumber : http://sport.detik.com/aboutthegame/read/2015/12/04/135301/3087959/1489/mencoba-memahami-kehendak-tuhan
Rapor Terburuk Ronaldo Bersama Madrid
MADRID – La Liga musim ini adalah periode
terburuk bagi Cristiano Ronaldo bersama Real Madrid. Megabintang
berkebangsaan Portugal tersebut memiliki persentase yang kecil soal
mengonversi peluang menjadi gol.
Ronaldo pun harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri lantaran berdasarkan statistik Opta, di musim ini persentase mengonversi peluang menjadi gol dia sangat rendah. Angka 12,2 persen adalah yang terendah dalam lima musim terakhir.
Angka Ronaldo lebih rendah dari duo Barcelona, Neymar da Silva dan Luis Suarez, yang memang sedang on fire. Akan tetapi yang memimpin daftar ini adalah pemain Real Sociedad yakni Imanol Agirretxe dengan 36 persen.
Pertandingan di akhir pekan nanti melawan Getafe menjadi ajang penebusan dosa buat mantan bintang Manchester United tersebut. Terlebih Azulones –julukan Getafe– adalah salah satu tim yang paling banyak kebobolan pada musim ini.
Persentase konversi peluang menjadi gol Ronaldo:
La Liga 2011-2012: 22,3 persen
La Liga 2012-2013: 18,8 persen
La Liga 2013-2014: 18 persen
La Liga 2014-2015: 26,4 persen
La Liga 2015-2016: 12,2 persen
sumber : http://bola.okezone.com/read/2015/12/04/46/1261010/rapor-terburuk-ronaldo-bersama-madrid
Sabtu, 14 November 2015
BIG FOUR SPORT APPAREL
Manchester United, Barcelona, Real Madrid, Manchester City, dan klub
besar lainnya memiliki jersey sepakbola yang menarik, sporty, dan fashionable.
Sejak era sepakbola modern berkembang pesat, para perusahaan apparel sepakbola
juga berkembang sesuai dengan kebutuhan jaman dan bahkan sekarang sudah
menggunakan teknologi tinggi dan mutakhir.
Mereka bersaing untuk menperebutkan pasar dengan inovasi-inovasi
luarbiasa untuk produk mereka. Dari tim olahraga dunia saja bisa diperebutkan
berbagai perusahaan sport apparel yang menjamur. Anda pasti sudah mengenal
Adidas, Nike, Puma, Umbro, Reebok, Diadora, bahkan League, Specs juga ingin
ikut ambil bagian untuk apparel dari dalam negeri.
Nah, sekarang Saya akan memberikan sedikit informasi mengenai empat besar
menurut hemat saya sebagai sport apparel berkualitas.
Adidas
Adidas, adalah sebuah perusahaan
sepatu
Jerman.
Perusahaan ini dinamakan atas pendirinya, Adolf
(Adi) Dassler, yang mulai memproduksi sepatu pada 1920-an
di Herzogenaurach dekat Nuremberg. Rancangan baju dan sepatu perusahaan ini biasanya
termasuk tiga strip paralel dengan warna yang sama, dan motif yang sama
digunakan sebagai logo resmi adidas. Rudolf
Dassler, adik Adi, mendirikan perusahaan saingan, Puma.
Nike, Inc.
Nike, Inc. adalah salah satu perusahaan sepatu, pakaian dan alat-alat olahraga Amerika Serikat yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Mereka sering dituduh mempekerjakan anak-anak di bawah umur dalam sweatshop.Produk sepatu dan pakaian olahraga Nike dengan mudah diidentifikasi oleh khas logo perusahaan, para "swoosh" tik, dan slogan "Just Do It".
Berbasis dari nama dewi Yunani yang berarti kemenangan, dewi yang dihubungkan dengan kemenangan dan keberhasilan. Bangsa Romawi menyamakan Dewi Nike dengan Dewi Victoria. Menurut berbagai dongeng, Dewi Nike disebutkan sebagai putri dari Pallas (Titan) dan Stiks (dewi sungai), saudari dari Kratos, Bia dan Zelos. Dewi Nike dan dan saudara saudari kandungnya menyertai Zeus pada saat perang melawan Titan.
Nike sering digambarkan bersayap dalam lukisan maupun patung. Sebagian besar dewa-dewi Yunani kuno dapat melepaskan sayapnya. Nike adalah dewi kekuatan, kecepatan dan kemenangan baik dalam peperangan maupun dalam kompetisi. Nike berteman dekat dengan Athena (dewi kebijaksanaan).
Nike merupakan salah satu dewi yang figurnya digunakan pada koin. Selain itu figur Nike juga digunakan untuk piala FIFA pertama yang dikenal sebagai piala Jules Rimet. Sejak tahun 1928, figur nike digunakan untuk medali Olimpiade musim panas, yang digambarkan sedang memegang daun palem ditangan kiri dan mahkota kemenangan ditangan kanan.
Perusahaan sport terkemuka, Nike Inc mengambil nama dewi Nike berikut lambang perusahaan yang ditafsirkan dari sayap Nike. Nike didirikan tahun 1964 ketika atlet sekaligus pengusaha Oregon bernama Phillip Knight, mengagas impor sepatu lari dari Jepang untuk bersaing dengan merek Jerman seperti Adidas dan Puma yang kemudian mendominasi pasar Amerika Serikat. Keuntungannya adalah bahwa sepatu Jepang lebih murah karena tenaga kerja lebih murah di Jepang.
Sebagai perusahaan bos Nike Phil Knight mengatakan: "Tidak ada nilai pasti dalam membuat sesuatu hal. Nilai tersebut akan ditambahkan oleh penelitian yang cermat, dengan inovasi dan pemasaran" (Katz 1994). Produk Nike sekarang pada dasarnya mengikuti ide dari seorang desainer dan pemasar sepatu. Industri lantas dilakukan oleh pemasok Korea dan Taiwan. Sekali lagi, perusahaan lain mengikuti model ini.
Puma
Puma adalah perusahaan internasional yang memproduksi sepatu olahraga serta perlengkapan olahraga lainnya. Perusahaan ini berbasis di Jerman, dan didirikan oleh Rudolf Dassler. Rudolf adalah abang dari Adolf Dassler, pendiri Adidas.
Perusahaan ini dikenal dalam dunia sepak bola karena menjadi sponsor pemain sepak bola terkenal seperti Pelé, Johan Cruijff, Enzo Francescoli, Diego Maradona, dan Lothar Matthäus. Di Amerika Serikat, Puma terkenal dengan sepatu bola basket kulitnya yang diperkenalkan pada tahun 1968.
Selain sepatu olah raga, Puma juga memproduksi sepatu dan pakaian olah raga yang dirancang oleh perancang busana seperti Lamine Kouyate dan Amy Garbers. Sejak tahun 1996, Puma meningkatkan aktivitasnya di Amerika Serikat, seperti dengan pembelian 25% saham Logo Athletic. Pada tahun 2007, Puma menjadi anak perusahaan dari PPR, sebuah perusahaan holding Prancis.
Umbro
Umbro adalah pemasok apparel olahraga juga sepak bola Inggris yang berbasis di Cheadle, Greater Manchester, Inggris, dan merupakan anak perusahaan Nike, Inc. Desain, sumber, dan pasar olahraga Umbro yang berhubungan dengan pakaian, sepatu, dan peralatan. Produk-produknya dijual di lebih 90 negara di seluruh dunia.Didirikan di Cheadle, dekat Manchester, perusahaan segera membentuk diri sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan, mensponsori banyak tim sepak bola sebagai olahraga yang tumbuh dari hobi populer untuk menjadi olahraga nasional. Umbro (dari nama sebelumnya, Humphrey Brothers) benar-benar mulai mendapatkan pengakuan nasional ketika mereka menyediakan, peralatan pintar disesuaikan untuk kedua Portsmouth dan Manchester City di Piala FA 1934 Final.
Namun, Umbro yang mungkin paling dikenal karena lama berjalan hubungannya dengan tim nasional Inggris. Selain dari satu dekade antara tahun 1974 dan 1984 di mana Laksamana memasok kit, Umbro telah dibuat tim Inggris di semua tingkat, sebuah asosiasi yang akan kembali ke 1954. Merek ini dibeli oleh perusahaan pakaian olahraga Nike Amerika pada tahun 2008.
sumber : http://sahabatbaca.blogspot.sg/2012/03/big-four-sport-apparel.html
Langganan:
Postingan (Atom)